Berkenalan dengan AIDA dan AIDCA

 


Pasti sudah banyak artikel dan konten yang membuatmu berkenalan dengan AIDA dan AIDCA yang paling sering digunakan di dalam format copywriting. Namun, saya tetap ingin membuat artikel ini agar pembaca blog Wordholic Class bisa memahami dari dasar ketika hendak belajar copywriting.


Apakah AIDA dan AIDCA Harus Dikuasai Copywriter?

Kalau kamu ingin menjadi seorang copywriter profesional, setidaknya kamu harus menguasai dua rumus tersebut. Pada dasarnya, copywriting itu tidak kaku. Kita bisa menggunakan berbagai format selain AIDA dan AIDCA. 


Sebenarnya format copywriting ada banyak dan tidak kaku dengan harus menguasai AIDA atau AIDCA, tetapi dengan menguasai prinsip AIDA dan AIDCA, kamu pun jadi lebih paham untuk mulai dari mana. Yuk, kita selami dulu.


Apa Itu AIDA dan AIDCA?

Apa kepanjangan dari AIDA dan AIDCA? Keduanya memiliki kesamaan makna hanya beda satu huruf ‘C’ saja. Bagaimana implementasinya?


Attention

Bagian ini ditujukan untuk menarik minat pembaca di detik atau menit pertama. Munculnya paling awal atau paling atas. Bagian ‘Attention’ pada tulisan copywriting juga disebut sebagai Headline. 


Kamu perlu membuat tulisan yang memikat di bagian Headline ini agar langsung menarik perhatian bagi audiens. Tidak akan ada waktu buatmu untuk berlama-lama menunggu target audiens tertarik. 


Contoh Attention:




Bagian Attention ini bisa dibuat untuk judul email, judul halaman landing, nama webinar, workshop, atau kursus. Pada konten medsos, maka ini bisa kamu lihat di bagian paling awal konten entah dalam bentuk video atau salindia.


Interest

Setelah kamu membuat Attention, sekarang saatnya melangkah masuk ke dalam Interset. Ini adalah bagian penting untuk semakin meningkatkan prosentase minat audiens. 

Kalau dalam konten, ini adalah saatnya kamu menceritakan apa manfaat produk atau pesan yang kamu tulis copywriting-nya ini kepada target audiens.


Interest ini memenuhi rasa ingin
tahu soal Genius Zone dalam
pengalaman pribadi



Saat kontennya bersifat edukasi tentang produk misalnya, kamu bisa menceritakan bagaimana produk tersebut bisa menjadi solusi spesifik yang terjadi di audiens. Kalau kamu berjualan skincare, jabarkan komposisi utamanya dalam bentuk konten. Contohnya, jelaskan soal salicylic acid itu asalnya dari mana dan kegunaan untuk perawatan jerawat seperti apa.


Desire

Setelah rangkaian konten yang menunjukkan Interest ini kamu susun, sekarang saatnya kamu menuliskan konten yang membuat target audiens terbangkitkan hasratnya untuk melakukan sebuah tindakan. 

Konten itu harus bisa mendorong pembaca untuk membayangkan diri seandainya menggunakan produk atau melakukan hal yang disarankan di dalam bagian Interest. Buat hati dan pikiran pembaca menjadi lebih baik setelah melakukan atau membeli.

Saya jelaskan kalau
tiap penulis pasti bisa
menemukan Genius Zone


Contoh, kamu sudah membuat konten manfaat salicylic acid, maka kamu pun mengajak audiens untuk membayangkan betapa pentingnya zat tersebut untuk memuluskan wajahmu. Kandungan itu ada di dalam produk yang kamu promosikan.

Salah satu cara untuk menciptakan hasrat adalah dengan membuat target market membayangkan diri mereka sendiri dan bagaimana perasaan mereka ketika masalah mereka terpecahkan. Tunjukkan potensi yang bisa mereka capai.


Conviction

Konten pada bagian ini menunjukkan bukti untuk meyakinkan target audiens pada produk atau jasa yang sedang kamu buat. Untuk konten yang sifatnya membangun Awareness semacam edukasi dan informasi, tidak perlu ditambahkan bagian Conviction sehingga murni menjadi konten AIDA.

Jika jenama yang sedang kamu buat konten promosinya sudah meluncurkan produk beta untuk direview, maka kamu bisa memasukkan isi kontennya ke dalam bagian Conviction. Kalau ini untuk produk atau jasamu sendiri, mintalah testimonial jujur, bukannya membayar orang untuk membuat review positif. 

Meskipun tidak ada hukum yang melarang copywriter menggunakan testimonial berbayar, tetapi bagi saya etika moral ini akan menjadi energi. Semakin palsu testimonial yang kita buat, maka semakin lemah energi yang kita pancarkan untuk menarik audiens yang sangat kita butuhkan.


Action

Di bagian inilah kamu memberikan penutup berupa kalimat perintah kepada pembaca atau target audiens. Isi dari Action ini tidak boleh bertele-tele, mudah dipahami, dan bisa langsung dilaksanakan oleh pembaca.


Ajakan untuk ikut webinar gratis



Konten yang belum berisi promosi dan hanya untuk membangun Awareness bisa kamu isi dengan call-to-action berupa permintaan mengikuti akun medsos, menyimpan, dan membagikan konten. Jadi, tidak melulu sifatnya meminta mereka untuk membeli produk atau jasa, ya.


Inilah makna AIDA dan AIDCA yang bisa kamu coba latih di dalam konten copywriting. Ada saran atau berbagi pengalaman? Bagikan di kolom komentar, ya.


2 Comments