Tips Riset Konten Artikel dengan 5W1H





Menulis artikel blog yang menarik dan informatif bukanlah tugas mudah, terutama ketika kamu harus melakukan riset terlebih dahulu. Salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh para bloger adalah kurangnya waktu dan sumber daya yang memadai untuk melakukan riset yang mendalam. Sudahkah kamu mencoba tips riset konten artikel dengan 5W1H?

Meskipun kamu memiliki pengalaman dan keahlian, bukan berarti kamu bisa menulis dengan super cepat. Pasti kamu ingin melakukan riset agar tulisan jadi lebih berisi. Masalahnya, proses riset menjadi lebih rumit dan memakan waktu lebih lama hanya karena kamu sangat perfeksionis dengan tulisan.

Dalam konten blog, kata kunci menjadi bagian penting agar tulisan bisa lebih mudah diranking mesin pencari, tetapi tidak jarang penulis perlu menghabiskan waktu lama ketika riset karena bingung dengan jumlah informasi berlimpah. Saya akhirnya menggunakan framework riset menggunakan 5W1H ketika sumber riset begitu banyak.

Mengapa Framework 5W1H Itu Tajam?

Framework berpikir menggunakan 5W1H sangat berguna saat kita sedang mengumpulkan informasi dan menyelidiki suatu masalah. Saya suka sekali menggunakan 5W1H ketika sedang menguraikan sebuah masalah, mulai dari persoalan riset sampai pertanyaan kontemplatif untuk diri.

Konsep berpikir menggunakan 5W1H itu sangat tajam karena kita bisa memeriksa hubungan sebab-akibat yang mendasari suatu masalah sehingga kita dapat memahami sebuah topik dengan lebih baik. Kerangka berpikir ini dapat membantu kita untuk mempertajam batasan diskusi, mengarahkan riset, dan menyusun temuan serta informasi dengan lebih terstruktur.

 

Cara Riset Konten Artikel Menggunakan 5W1H

Bagaimana memaksimalkan tips riset konten artikel memakai konsep 5W1H? Yuk, kita pelajari secara bertahap.

Susun Daftar Pertanyaan

Sebelum menyusun daftar pertanyaan, kamu pasti sudah harus memiliki topik besarnya. Kalau topik utama sudah tahu, kamu tidak perlu riset hanya dengan menggunakan keyword. Susun daftar pertanyaan untuk membuat perkiraan alur di dalam artikel.

Contohnya, kamu ingin menulis artikel topik parenting mengenai cara memandikan bayi baru lahir. Kamu tidak perlu hanya fokus pada keyword semacam ‘cara memandikan bayi’ saja. Jika kamu hanya fokus pada kata kunci tersebut lalu riset di mesin pencari seperti Google Search, artikel yang muncul pun sebagian besar akan punya isi yang tidak jauh berbeda.

Coba bayangkan jika kamu hanya punya waktu sempit untuk riset. Kalau artikel yang muncul untuk riset itu isinya mirip-mirip, kamu pun jadi harus berpikir keras untuk menyusun alur di dalam artikel agar tidak monoton dan tetap berkualitas.

Daftar pertanyaan yang dikembangkand ari 5W1H membuatmu fokus untuk mencari jawaban yang secara tidak langsung bisa dijahit di dalam satu artikel.

Pengembangan daftar pertanyaan dari contoh sebelumnya seperti di bawah ini:

  • Bagaimana cara memandikan bayi yang baru lahir?
  • Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum memandikan bayi baru lahir dan sesudahnya?
  • Kapan waktu yang pas untuk memandikan bayi?
  • Di tempat seperti apa yang aman dan nyaman untuk memandikan bayi baru lahir?

Salin Pertanyaan di Mesin Pencari

Alih-alih hanya mengandalkan kata kunci yang diberikan klien atau kamu temukan di Ubbersuggest, Ahrefs, dan tools lainnya, kamu bisa menyalin daftar pertanyaan yang sudah kamu buat di Google Search. Lihat hasil yang saya salin dari contoh.



Kamu bisa menemukan sumber artikel untuk riset dengan jauh lebih beragam daripada hanya berpegang pada kata kunci utama. Saat menggunakan kata kunci sekalipun, kamu bisa geser ke bawah agar mengetahui daftar pertanyaan yang sering dicari orang lain. Daftar pertanyaan yang sudah kamu buat bisa menjadi alur di dalam artikelmu.

Misalnya, setelah dua paragraf pembuka, kamu membuat subjudul ‘Cara memandikan bayi baru lahir’ lalu diikuti subjudul kedua yang menyatukan jawaban kedua dan ketiga. Tinggal utak-atik saja agar pembahasannya enak dibaca.

Tidak Perlu Memaksakan Semua Kata Tanya

Memang konsepnya adalah 5W1H, tetapi kamu tidak perlu memaksakan untuk memakai semua kata tanya. Kalau kamu hanya menggunakan ‘Apa’, ‘Bagaimana’, dan ‘Mengapa’ karena ini lebih masuk akal untuk isi artikel, tentu saja ini bukan masalah. 

Menggunakan 5W1H ini mendorong otak kita untuk membuat rumusan masalah terlebih dahulu setelah mengetahui topik utama yang ingin kita tulis. Kamu juga jadi bisa membayangkan alur artikel dari sudut pandang pembaca. (Baca Juga: Cara Menulis Artikel Menarik)

Tips riset konten artikel menggunakan 5W1H ini bisa kamu coba agar kamu tidak lagi bingung ketika ide riset berlimpah ruah. Yuk, bagikan pengalamanmu setelah praktik, ya!

1 Comments

  1. Ah thank youuuu mbaa ,😍. Aku pun terkadang suka bingung menyusun kerangka tulisan kalo udh terlalu banyak informasi di dalamnya.

    Padahal dari dulu udh diajarin utk menulis sesuai 5W1H. Tp tetep aja dalam prakteknya kdg dilupain 🤭

    Utk tulisan terbaru nanti aku mau coba pakai rumusan ini. Kebetulan informasinya juga bakal panjang

    ReplyDelete